Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perbanyakan Cendawan Entomopatogen - Beauveria bassiana tanpa menggunakan enkas

                                                    

                                                        CENDAWAN ENTOMOPATOGEN




 

Beauveria bassiana Menurut klasifikasinya, B. bassiana termasuk klas Hypomycetes, ordo Hypocreales dari famili Clavicipitaceae (Hughes, 1971). Cendawan entomopatogen penyebab penyakit pada serangga ini pertama kali ditemukan oleh Agostino bassi di Beauce, Perancis. (Steinhaus, 1975) yang kemudian mengujinya pada ulat sutera (Bombyx mori). Penelitian tersebut bukan saja sebagai penemuan penyakit pertama pada serangga, tetapi juga yang pertama untuk binatang. Sebagai penghormatan kepada Agostino Bassi, cendawan ini kemudian diberi nama Beauveria bassiana. Cendawan B. bassiana juga dikenal sebagai penyakit white muscardine karena miselia dan konidia (spora) yang dihasilkan berwarna putih (Gambar 1), bentuknya oval, dan tumbuh secara zig zag pada konidiopornya. Cendawan ini memiliki kisaran inang serangga yang sangat luas, meliputi ordo Lepidoptera, Coleoptera, dan Hemiptera. Selain itu, infeksinya juga sering ditemukan pada serangga-serangga Diptera maupun Hymenoptera (McCoy et al., 1988).

Serangga inang utama B. bassiana yang dilaporkan oleh Plate (1976) antara lain: kutu pengisap (aphid), kutu putih (whitefly), belalang, hama pengisap, lalat, kumbang, ulat, thrips, tungau, dan beberapa spesies uret. Sedangkan habitat tanamannya mulai tanaman kedelai, sayur-sayuran, kapas, jeruk, buah-buahan, tanaman hias, hingga tanaman-tanaman hutan. Mekanisme infeksi dimulai dari melekatnya konidia pada kutikula serangga, kemudian berkecambah dan tumbuh di dalam tubuh inangnya. Hunt et al. (1984) menyatakan bahwa perkecambahan konidia cendawan baik pada integumen serangga maupun pada media buatan.

Kematian serangga biasanya disebabkan oleh kerusakan jaringan secara menyeluruh, dan atau karena toksin yang diproduksi oleh cendawan. Menurut Cheung dan Grula (1982), penyakit white muscardine yang menyerang saluran pencernaan Heliothis zea mengakibatkan gangguan nutrisi hingga kematian. Serangga yang terbunuh tubuhnya akan berwarna putih karena ditumbuhi konidia B. bassiana. Jumlah konidia yang dapat dihasilkan oleh satu serangga ditentukan oleh besar kecilnya ukuran serangga tersebut. Setiap serangga terinfeksi B. bassiana akan efektif menjadi sumber infeksi bagi serangga sehat di sekitarnya. 


Seperti yang telah diulas di atas manfaat dari B. bassiana, maka agar dapat digunakan untuk mencegah dan mengendalikan serangan hama pada tanaman maka perlu dilakukan perbanyakan agensia hayati tersebut yang selanjutnya akan diintroduksi ke Lahan pertanaman.

Setelah minggu lalu kita melakukan perbanyakan Trichoderma harzianum yang digunakan untuk mencegah/mengendalikan penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur, sekarang kita akan melakukan perbanyakan agensia hayati Beauveria bassiana dengan menggunakan media beras, prosedurnya masih sama dengan perbanyakan Trichoderma harzianum, berikut saya jelaskan kembali tahapannya.

Siapkan alat dan bahan sebagai berikut :

Bahan : • 1 tabung isolat Beauveria bassiana • 1 - 2 kg beras ( bisa lebih ) • Plastik tebal ukuran 0.5 kg • Alkohol/ hand sanitizer Alat : • Alat pengukus • Spatula • Sendok makan • Streples • Saringan • Lampu spirtus/lilin

Setelah Bahan dan Alat siap ikuti langkah-langkah berikut degan teliti 

Pertama-tama kita siapkan semua bahan dan alat yang akan digunakan, kemudian lakukan perbanyakan dengan tahapan berikut :

1. Mencuci beras sampai bersih kemudian rendam dan diamkan selama 60 menit atau semalam, setelah itu tiriskan beras.


2. Memasukkan beras yang telah ditiriskan ke dalam kantong plastik sebanyak 5 sdm




3. Kukus beras  yang telah dibungkus dan spatula selama 30 menit



4. Setelah di kukus dinginkan beras tersebut sebelum dilakukan inokulasi Beauveria bassiana, sambil menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan yaitu : Isolat Beauveria bassiana, spatula, lilin, alkohol dan Beras yang telah dingin.


5. Selanjutnya melakukan inokulasi Beauveria bassiana ke media beras yang telah dingin, dengan tetap memperhatikan ke sterilan alat, karena pada bagian ini merupakan titik kritis keberhasilan dari perbanyakan agensia hayati


6. Semua media yang telah diinokulasi diberi label untuk mengetahu tanggal produksi Beauveria bassiana dan kita tunggu hasilnya setelah 7 hari kemudian

7. Kondisi media beras setelah satu hari inokulasi, terlihat spora B. Bassiana telah tumbuh




Satu minggu kemudian akan kami upload fotonya, Semoga bermanfaat dan terimakasih


- Terima kasih, jangan lupa share dan tinggalkan jejak dengan berkomentar -







Post a Comment for "Perbanyakan Cendawan Entomopatogen - Beauveria bassiana tanpa menggunakan enkas"