Pengamatan Hama pada Tanaman Durian
Salah satu kendala budidaya tanaman durian adalah serangan hama dan penyakit, yang dapat mengakibatkan tanaman mati sehingga menyebabkan kerugian bagi petani. Untuk menghindari hal tersebut maka sebelum terjadi serangan hama dan penyakit perlu dilakukan pengamatan secara berkala 1-2 minggu sekali pada tanaman durian. Kali ini kita akan membahas mengenai pengamatan hama pada tanaman durian.
Pengamatan ini dilakukan pada lahan kebun durian TBR 44 yang berlokasi di Desa Karombang Kecamatan Bulo Kab. Polewali Mandar Sulawesi Barat.
Hasil dari pengamatan ditemukan jenis hama sebagai berikut :
Gejala Serangan
Gejala serangan hama ini adalah terdapatnya kotoran dan cairan
berwarna kemerah-merahan dari bekas gerekan (lubang) yang diserang larva.
Akibat gerekan larva menyebabkan distribusi hara dan air terganggu. Akibatnya
bagian tanaman tersebut menjadi kering, daun-daunnya layu atau rontok dan
akhirnya mati.
Morfologi/Bioekologi
Durian, Kapas, Kopi, Singkong
Pengendalian
Sebenarnya hama ini merupakan hama utama pada tanaman kopi, hal ini dapat meyerang tanaman durian dikarenakan sekitar kebun TBR 44 terdapat beberapa masyarakat yang budidaya tanaman kopi.
Ulat Daun (Papilia sp., Setora sp., Lymatria sp.)
1. Kutu Loncat pada Tanaman Durian
Hypoperigea leprosticta
Ordo : Lepidoptera, Famili : Noctuidae
Gejala Serangan
Hama H.leprosticta dikenal sebagai perusak buah. Larva merusak buah dengan melubangi dan menggerogoti buah. Buah yang terserang berat menjadi busuk dan kadang-kadang berulat, dan akhirnya berjatuhan (rontok)
Morfologi/Bioekologi
Ngengat berwarna coklat tua dengan tanda
bercak putih pada sayap
Tanaman Inang Lain
Tidak ada
Pengendalian
Cara kultur teknis
- Sanitasi kebun dengan memusnahkan sisa-sisa tanaman yang terserang dengan cara
membakar atau membenamkan ke dalam tanah
Cara mekanis
- Memusnahkan buah yang terserang
Cara biologi
- Pemanfaatan semut rang-rang untuk mengusir imago meletakkan telur.
2. Penggerek Buah (Fruit Borer):
Hama penggerek buah
durian terdapat 2 jenis yaitu :
Tirathaba (=Melissablaptes, Mucialla)
ruptilinea (Wkl). Ordo : Lepidoptera, Famili : Pyralidae dan Hypergea
leprosticta, Ordo : Lepidoptera,
Famili : Noctuidae
Tirathaba (=Melissablaptes, Mucialla) ruptilinea (Wkl). Ordo : Lepidoptera,
Famili : Pyralidae
Gejala Serangan
Hama Tirathaba ruptilinea dikenal sebagai
perusak bunga dan buah. Larva merusak dengan memakan dimulai pada bagian
tangkai bunga dan menggerek ke dalam. Larva menutupi bagian bekas gerekan
dengan benang-benang yang dihasilkannya. Larva menjadi sangat aktif apabila
diganggu.
Morfologi/Bioekologi
Ngengat mempunyai sayap depan kehijauan dan
sayap belakang merah jingga (oranye). Larva berwarna coklat kehitaman. Telur
diletakkan secara terpisah.
Tanaman Inang Lain
Kopi, durian, sorgum, tengkawang dan jarak
(Ricinus)
Pengendalian
Cara kultur teknis
- Sanitasi kebun dengan memusnahkan sisa-sisa tanaman yang terserang dengan
cara membakar atau membenamkan ke dalam tanah
Cara mekanis
- Memusnahkan buah yang terserang
Cara biologi
- Pemanfaatan musuh alami antara lain lalat Tachinidae (Argyroplax basifulva),
Venturia sp. (Ichneumonidae), Apanteles tirathabae (Braconidae) dan Telenomus
tirathabae (Scelionidae).
Kutu putih (Cacao mealybug)
Planococcus
(=Pseudococcus) sp.
Ordo: Homoptera, Famili:
Pseudococcidae
Gejala Serangan
Hama ini menimbulkan kerusakan secara
langsung dengan mengisap cairan tanaman, dan pada tingkat kerusakan berat dapat
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman serta menim-bulkan kerontokan buah
muda. Kotoran yang dike-luarkan kutu mengandung embun madu sebagai tempat hidup
cendawan jelaga. Akibat serangan kutu putih menyebabkan pertumbuhan tanaman
merana dan bunga maupun buah rontok.
Morfologi/Bioekologi
Kutu berbentuk oval dan pada bagian
punggung terdapat garis-garis yang diselimuti lapisan lilin tipis. Nimfa muda
sangat aktif bergerak dan bergerombol selama 4 minggu pertama (Gambar 2 A dan
B). Nimfa menjadi dewasa setelah 37--50 hari. Sebanyak 270 embrio berkembang
dalam tubuh induknya, tetapi yang berhasil menjadi dewasa hanya 30 ekor. Kutu
jantan sangat jarang dijumpai. Kutu berkembang biak secara parthenogenesis
(tanpa kawin). Masa peletakan telur selama 4--5 minggu.
Gambar 2. Kutu putih pada cabang durian dan pada buah durian
Tanaman Inang Lain
Jeruk, anggur, kopi, kakao, kapok, dadap,
sirsak, jambu biji, bunga kupu-kupu (Bauhinia sp.).
Pengendalian
Cara kultur teknis
- Sanitasi kebun dari gulma dan tanaman inang lainnya
Cara biologi
- Pemanfaatan musuh alami seperti semut hitam, dan cendawan parasit Empusa
fresenii, predator Cryptolaemus montrouzieri (Coccinellidae) dan Leptomastidae
abnormis (Encyrtidae).
- Pemanfaatan insektisida botani seperti larutan (ekstrak) umbi bawang putih
dicampur cabai.
Penggerek biji durian (Mudaria luteileprosa Holloway)
Gejala
Serangan
Penggerek
biji durian (the hole borer) merupakan hama utama pada perkebunan durian yang
diusahakan secara luas. Diduga hama ini asalnya dari Malaysia kemudian tersebar
ke Indonesia, Thailand dan daerah bagian timur lainnya. Kita tidak dapat
menduga dari luar bahwa durian tersebut terserang oleh hama penggerek biji
durian. Hama penggerek biji akan menurunkan kualitas durian dan bagian dari
buah yang dimakan akan dikotori. Tidak diketahui bahwa durian telah terinfeksi
oleh hama penggerek biji, baru diketahui pada saat buah tersebut telah dipanen
atau pada saat larva telah keluar dari buah durian untuk membentuk pupa.
Morfologi/Bioekologi
Seekor
Kupu-kupu dewasa dapat meletakkan telurnya sebanyak 100 butir. Telur diletakkan
satu-satu pada buah yang masih muda di dekat tangkai batang. Larva yang menetas
dari telur akan membuat lobang pada buah yang masih muda dan masuk kedalam buah
menuju biji. Lubang yang dibuat sangat kecil dan sukar untuk dilihat dan pada saat
buah makin membesar lubang tersebut akan tertutup. Perkembangan larva di dalam
biji membu-tuhkan waktu sekitar 38 hari. Larva menggerek dan memakan biji serta
kotoran yang keluar akan mengotori daging buah. Larva dapat hidup didalam biji
sampai durian tersebut masak. Pada saat buah masak larva akan membuat lubang
dengan diameter kira-kira sebesar 5.0-8.0 mm dan membentuk pupa di dalam tanah.
Stadia pupa berlangsung lebih kurang 1 bulan. Ngengat (imago) dewasa dapat
dapat hidup 7-10 hari dan dapat ditangkap dengan menggunakan perangkap cahaya.
Tanaman
Inang Lain
Belum
diketahui
Pengendalian
Cara kultur teknis
- Memusnahkan buah dan biji yang ter-serang.
Cara mekanis
- Membungkus buah durian dengan plastik transparan dan bagian bawahnya
dilubangi agar air dapat keluar pada saat tanaman membentuk buah kira-kira 1,5
bulan atau 6 minggu setelah berbunga.
- Menggunakan perangkap cahaya berupa lampu neon yang berwarna putih untuk
menangkap ngengat.
Cara kimiawi
- Menggunakan insektisida yang efektif, terdaftar dan diizinkan Mentan pada
saat tanaman telah selesai berbunga.
- Biji durian yang akan ditanam diseleksi terlebih dahulu, kemudian sebelum
ditanam dicelupkan pada insektisida.
Pengelolaaan :
Post a Comment for "Pengamatan Hama pada Tanaman Durian"